Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah tidak dapat menerima simpanan berupa giro dan tidak dapat turut serta dalam lalu lintas pembayaran, tidak dapat melakukan kegiatan bisnis dalam valas dan jangkauan kegiatan operasional yang terbatas.
1. Mampu meningkatkan daya saing lembaga keuangan melalui peningkatan skala ekonomi
Pemanfaatan teknologi informasi bisa di lihat dalam segala aspek kehidupan, baik dalam kegiatan bisnis, pendidikan, maupun dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Dalam suatu organisasi, Teknologi informasi sudah menjadi pilihan utama dalam menciptakan sistem informasi suatu organisasi yang tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat Dimasa ini Hal ini mendorong penyedia informasi untuk berkembang secara terus menerus dalam mengembangkan sistem informasi dan teknologi. Pengelolaan informasi yang baik membutuhkan suatu sistem yang melibatkan semua pihak dalam perusahaan maupun institusi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya informasi yang dimilikinya.
Terutama BCA, Dalam Perbankan juga dituntut untuk mengikuti arus perubahan yang terjadi pada proses bisnis organisasi akibat teknologi informasi, bca menghadirkan berbagai fitur layanan apliaksi yang memungkinkan nasabah bertransaksi dengan lebih cepat secara mandiri. Layanan perbankan yang dapat dilakukan melalui perangkat digital antara lain registrasi layanan mobile banking atau internet banking, pengajuan kartu kredit, pencetakan mutasi rekening dan layanan perbankan lainnya. Selain itu, BCA mengembangkan dan menyempurnakan fiturfitur dari beragam aplikasi dan perangkat pendukung untuk teller dan customer service officer (CSO) dalam mendukung proses efisiensi. Melalui kolaborasi dengan berbagai unit kerja di BCA, unit TI juga mengembangkan berbagai mekanisme dan otomatisasi untuk menyederhanakan dan mempercepat proses bisnis. BCA mengembangkan sistem pengolahan kredit yang terintegrasi dengan penggunaan sistem end to end, mulai dari proses pengajuan pinjaman, penghitungan risiko, analisa nilai jaminan, pemantauan alur dokumentasi, hingga pemantauan kinerja dan repayment system. Sistem pengolahan kredit ini dibangun secara bertahap yang akan beroperasi secara paperless, terotomatisasi dan tersentralisasi. Pemanfaatan teknologi Optical Character Recognition (OCR), Artificial Intelligence (AI) dan Robotic Process Automation (RPA) juga mulai diterapkan dalam pengembangan sistem ini guna mengoptimalkan proses pengolahan kredit. Melalui pengembangan sistem ini, BCA memperkirakan proses pengajuan kredit akan semakin cepat dan efisien sehingga meningkatkan service level layanan kepada nasabah.
kurang dari dua kali lipat. Sehubungan dengan hal ini, skala ekonomis terjadi jika penggandaan output membutuhkan biaya lebih dari dua kali lipat. Skala ekonomis dan skala dis ekonomis juga berlaku apabila proporsi input bervariasi, skala pengembalian hanya berlaku jika proporsi input tetap. Jika output bertanbah, biaya rata-rata perusahaan untuk memproduksi output ersebut cenderung menurun paling tidak untuk tingkat tertentu. Hal ini dapat terjadi untuk beberapa alasan berikut :
A. Jika perusahaan beroperasi pada skala yang lebih besar, tenaga kerja akan bekerja dalam kondisi spesialisasi dimana kondisinya menjadi paling produktif.
B. Skala produksi dapat menimbulkan fleksibilitas. Dengan variasi kombinasi input untuk memproduksi output, perusahaan dapat mengatur proses produksi yang lebih efektif.
C. Perusahaan dapat saja memperoleh sejumlah input pada harga yang lebih rendah, karena perusahaan tersebut membeli input dalam jumlah besar sehingga memperoleh harga yang kebih murah. Kombinasi input
ini kemungkinan berpengaruh terhadap skala produksi, jika persuhaan mengambl keuntungan dari harga input yang lebih murah tersebut. Namun demikian pada suatu titik sangat mungkin bahwa biaya produksi
rata-rata akan meningkat seiring dengan bertambahnya output. Ada beberapa alasan untuk hal ini, yaitu :
1. Mengatur perusahaan yang lebih besar menjadi semakin kompleks dan tidak efisien karena tugas semakin bertambah.
2. Keuntungan membeli suatu input produksi dalam jumlah besar akan berkurang pada jumlah tertentu. Hal ini disebabkan pasokan input utama menjadi terbatas dan harga input tersebut akhirnya naik.
2. Meningkatnya efisiensi dengan pengembangan infrastruktur,
4. Promosi dan penguatan branding,
5. Meningkatnya pelayanan nasabah dengan cross selling dan saluran distribusi, dan
6. Meningkatkan kekokohan bisnis dengan melalui fee based income. |